Perubahan Iklim Ancam Pertanian Jakarta, Ketahanan Pangan Tertekan

Gambar: Persewaan Di Jakarta

Perubahan iklim yang semakin ekstrim kini mengancam hasil pertanian di Jakarta, dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi mengganggu musim tanam dan mengancam ketahanan pangan lokal.


Petani di Jakarta kini menghadapi dampak nyata dari perubahan iklim. Cuaca yang tidak menentu, termasuk hujan yang datang terlambat, suhu panas yang ekstrem, dan banjir yang tiba-tiba, membuat musim tanam terganggu dan hasil pertanian menurun. Beberapa petani melaporkan gagal panen akibat tanaman yang tidak berkembang dengan baik karena cuaca yang sulit diprediksi.


Berdasarkan data dari BMKG, perubahan pola cuaca yang semakin sering terjadi menyebabkan gangguan besar pada produksi pertanian. Salah satu petani di Cakung, Jakarta Timur, mengatakan bahwa ia biasa panen tiga kali setahun, tetapi kini hasilnya jauh berkurang. Bahkan, beberapa tanaman padi dan sayuran tidak tumbuh optimal akibat cuaca yang tak menentu. Hal ini semakin memperburuk kondisi ekonomi petani yang sudah terbebani biaya produksi yang tinggi.


Selain itu, suhu yang lebih panas juga menyebabkan berkembangnya hama tanaman dengan cepat. Hama yang biasanya dapat dikendalikan kini merusak tanaman dalam waktu singkat, memaksa petani untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk mengatasinya. Untuk itu, banyak petani berharap ada bantuan berupa pelatihan bertani yang lebih efisien dan penggunaan bibit yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem.


Sejumlah laporan menyebutkan penurunan produksi pertanian di Jakarta hingga 50% pada tahun 2023. Petani berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih pada sektor ini, dengan menyediakan teknologi dan pelatihan yang bisa membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim. Dukungan tersebut diharapkan bisa memperbaiki ketahanan pangan di Jakarta meskipun cuaca yang semakin tidak dapat diprediksi.


Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian Jakarta semakin nyata, dengan cuaca yang semakin tidak menentu mengancam hasil panen petani. Gagal panen dan kerugian yang dialami para petani semakin memperburuk kondisi ekonomi mereka. Penyuluhan mengenai teknik pertanian yang ramah iklim dan pemilihan bibit yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrim sangat diperlukan.


Para petani berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada sektor pertanian dengan memberikan pelatihan dan teknologi yang dapat membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim. Dukungan ini akan membantu petani mengurangi dampak buruk perubahan iklim, menjaga ketahanan pangan lokal, dan meningkatkan keberlanjutan produksi pertanian di Jakarta.

Postingan populer dari blog ini

Surabaya Darurat Polusi: Industri dan Kendaraan Jadi Pemicu

Perubahan Iklim: Darurat Global yang Tak Bisa Lagi Diabaikan

Kit Darurat Iklim: 10 Barang Wajib Hadapi Alam yang Tak Terduga