Surabaya Darurat Polusi: Industri dan Kendaraan Jadi Pemicu

Gambar 1: Polusi Udara Di Kota Surabaya
(Sumber: Suara Surabaya)


Lonjakan aktivitas industri dan kendaraan di Surabaya makin memperparah kualitas udara, terutama saat musim kemarau. Masalah ini tak hanya soal lingkungan, tapi juga berdampak nyata pada kesehatan warga.


Surabaya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, tengah bergelut dengan masalah serius: pencemaran udara. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan industri dan lalu lintas kendaraan bermotor meningkat tajam, menyumbang emisi polutan yang makin parah saat musim kering tiba.


Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada 6 Mei 2025, Indeks Kualitas Udara (AQI) Surabaya berada di angka 139. Angka ini masuk kategori “Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif”. Sementara konsentrasi partikel halus PM2.5 tercatat sebesar 51,2 mikrogram per meter kubik—angka ini jauh melewati batas aman yang ditetapkan WHO, yakni 10 mikrogram/m³.


Menurut Dwi Budi, Sekretaris Utama BMKG, “sumber utama pencemaran berasal dari aktivitas manusia. Mulai dari kendaraan pribadi yang memadati jalan setiap hari, hingga cerobong pabrik yang belum menggunakan teknologi penyaring gas buang.” Ucap Dwi Budi, sumber (BMKG). Ia menyebut bahwa semua ini menjadi penyumbang utama kualitas udara yang kian memburuk.


Pemerintah Kota Surabaya sudah mulai mengambil langkah untuk mengendalikan situasi, di antaranya dengan membatasi jumlah kendaraan di beberapa ruas jalan serta mengembangkan transportasi ramah lingkungan. Namun, upaya tersebut sejauh ini belum menunjukkan dampak yang cukup signifikan.


Kondisi ini jelas berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Polusi udara, jika terus dibiarkan, bisa menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit jantung, bahkan mengurangi harapan hidup. Laporan dari Air Quality Life Index (AQLI) menyebut bahwa di wilayah dengan tingkat polusi tinggi, harapan hidup bisa turun hingga beberapa tahun.


Melihat situasi ini, sudah saatnya Surabaya melakukan langkah yang lebih konkret. Tak hanya dari sisi regulasi, tapi juga lewat peran aktif masyarakat dan sektor industri. Edukasi tentang pentingnya menjaga kualitas udara, penggunaan teknologi bersih, hingga peralihan ke transportasi rendah emisi bisa jadi solusi jangka panjang.


Kalau tidak segera ditangani, kualitas udara Surabaya yang terus memburuk bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan warganya.


Gambar 2: Data Kualitas Udara Di Kota Surabaya
(Sumber: IQ.Air)


Masalah polusi udara di Surabaya memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Meskipun ada upaya dari pemerintah untuk mengurangi emisi melalui pembatasan kendaraan dan transportasi ramah lingkungan, kualitas udara yang buruk tetap menjadi ancaman besar bagi kesehatan warga. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengambil langkah nyata dan berkelanjutan guna mengurangi polusi, memperbaiki kualitas udara, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

Postingan populer dari blog ini

Perubahan Iklim: Darurat Global yang Tak Bisa Lagi Diabaikan

Kit Darurat Iklim: 10 Barang Wajib Hadapi Alam yang Tak Terduga