Jakarta yang Membara: Industri Berkembang, Suhu Meningkat


Gambar 1: Area Kawasan industri

Kawasan industri Pulogadung di Jakarta Timur mengalami peningkatan suhu akibat efek Urban Heat Island (UHI). Dominasi beton, aspal, aktivitas industri, serta minimnya ruang hijau memperburuk kondisi ini. Dampaknya dirasakan pekerja dan warga sekitar. Solusi seperti penambahan ruang hijau dan regulasi lingkungan diperlukan untuk mengurangi efek UHI.


Kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur, mengalami peningkatan suhu yang semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini bukan hanya disebabkan oleh perubahan iklim global, tetapi juga oleh efek Urban Heat Island (UHI)—sebuah kondisi di mana suhu di daerah perkotaan dan industri lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya. Dominasi beton, aspal, dan aktivitas industri yang padat membuat kawasan ini semakin panas, menciptakan lingkungan yang kurang nyaman bagi pekerja dan warga sekitar.


Sebagai salah satu kawasan industri tertua di Jakarta, Pulogadung dipenuhi dengan pabrik, gudang, serta jalanan yang dipadati kendaraan berat. Material bangunan dan jalan yang mendominasi kawasan ini menyerap panas di siang hari dan melepaskannya kembali saat malam, menyebabkan suhu tetap tinggi bahkan setelah matahari terbenam. Minimnya ruang hijau dan pepohonan memperparah kondisi ini, karena tidak ada cukup vegetasi yang mampu menyerap panas dan memberikan efek pendinginan alami.


Selain itu, emisi dari industri dan kendaraan turut memperburuk efek UHI di kawasan ini. Truk-truk besar yang lalu lalang serta aktivitas pabrik yang beroperasi sepanjang hari menghasilkan gas buang yang menambah polusi udara dan meningkatkan suhu sekitar. Penggunaan mesin pendingin dalam skala besar di pabrik dan gudang juga berkontribusi terhadap panas yang dilepaskan ke udara. Akibatnya, kondisi lingkungan di Pulogadung menjadi lebih gerah dibandingkan dengan daerah sekitar yang memiliki lebih banyak pepohonan dan lahan terbuka.


Gambar 2: Pabrik Di Kawasan Industri 

Dampak dari peningkatan suhu ini dirasakan langsung oleh pekerja dan penduduk sekitar. Ali, seorang satpam di salah satu pabrik di Pulogadung, mengungkapkan bahwa suhu di area ini terasa jauh lebih panas dibandingkan beberapa tahun lalu.


"Kalau siang, panasnya bukan main. Kadang terasa seperti di oven, padahal saya sudah berteduh di pos satpam. Malam pun masih gerah, beda dengan rumah saya di Bekasi yang lebih sejuk," ujarnya.

Ia juga bercerita bahwa banyak pekerja yang mengeluh kelelahan akibat cuaca ekstrem ini.

"Para pekerja banyak yang mengeluh, apalagi yang kerja di luar ruangan. Kita juga jadi lebih sering minum air biar nggak dehidrasi," tambahnya.


Bagi warga sekitar, meningkatnya suhu di kawasan ini membuat lingkungan menjadi tidak nyaman, memaksa mereka untuk lebih sering menggunakan pendingin ruangan yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi energi dan biaya listrik.


Jika kondisi ini terus dibiarkan, Pulogadung dan sekitarnya akan semakin tidak layak huni. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi perlu segera diterapkan untuk mengurangi efek UHI di kawasan industri ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan jumlah ruang hijau, baik dengan menanam lebih banyak pohon di sekitar pabrik maupun dengan mengembangkan taman industri yang berfungsi sebagai penyerap panas dan penyaring polusi. Selain itu, penggunaan material bangunan yang lebih ramah lingkungan serta sistem ventilasi alami di area industri juga bisa membantu mengurangi suhu ekstrem.


Pemerintah dan pengelola kawasan industri juga perlu mempertimbangkan penerapan regulasi yang lebih ketat terkait emisi industri dan efisiensi energi. Penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam proses produksi serta optimalisasi transportasi logistik yang lebih berkelanjutan dapat membantu mengurangi jejak karbon dan mengendalikan kenaikan suhu di kawasan ini.


Jika tidak ada tindakan nyata, efek Urban Heat Island di Pulogadung akan terus memburuk, menyebabkan dampak kesehatan, ekonomi, dan lingkungan yang lebih besar. Kawasan industri ini perlu beradaptasi dengan perubahan iklim melalui solusi inovatif dan berkelanjutan agar tetap bisa berkembang tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesejahteraan pekerja serta masyarakat di sekitarnya.


Postingan populer dari blog ini

Surabaya Darurat Polusi: Industri dan Kendaraan Jadi Pemicu

Perubahan Iklim: Darurat Global yang Tak Bisa Lagi Diabaikan

Kit Darurat Iklim: 10 Barang Wajib Hadapi Alam yang Tak Terduga