Langkah Kecil di Genangan Besar: Potret Jakarta Utara

Gambar 1: Potret Banjir Rob Jakarta 
(Sumber: Kompas.com)


Jakarta Utara menghadapi ancaman serius akibat kombinasi kenaikan permukaan air laut dan penurunan muka tanah. Jika tidak ada mitigasi yang efektif, wilayah ini berisiko mengalami banjir rob yang lebih parah dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.


Permukaan air laut di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata beberapa milimeter per tahun akibat pemanasan global yang mencairkan es di kutub dan meningkatkan volume air laut. Namun, masalah yang lebih besar di Jakarta Utara adalah penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah berlebihan. Beberapa area di Jakarta Utara mengalami penurunan hingga belasan sentimeter per tahun, terutama di Pluit dan Muara Baru. Pengambilan air tanah yang tidak terkendali menyebabkan rongga bawah tanah kosong, sehingga tanah semakin turun. Selain itu, pembangunan infrastruktur berat di pesisir juga menambah tekanan pada tanah yang sudah tidak stabil.


Dampak dari kombinasi kedua faktor ini sudah sangat terasa. Frekuensi banjir rob semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada awal 2024, tinggi pasang maksimum mencapai lebih dari satu meter, menyebabkan banjir rob di sejumlah wilayah pesisir. Selain banjir, infrastruktur kota juga semakin terancam. Permukaan air laut di depan tanggul di wilayah pesisir kini lebih tinggi dibanding daratan di sekitarnya. Jika tanggul ini tidak diperkuat, kebocoran atau jebolnya tanggul bisa menjadi ancaman nyata.


Dari sisi ekonomi, dampaknya juga signifikan. Perubahan salinitas air laut mengurangi hasil tangkapan nelayan, sementara harga tanah di pesisir turun karena dianggap sebagai daerah rawan bencana. Jika tidak ada mitigasi serius, kerugian ekonomi akibat kenaikan air laut diperkirakan bisa mencapai miliaran dolar dalam beberapa dekade ke depan.


Gambar 2: Dinding Beton Pembatas Air Laut
(Sumber: Martime Fairtrade)


Pemerintah telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya adalah proyek pembangunan tanggul laut raksasa untuk melindungi pesisir Jakarta dari kenaikan air laut dan banjir rob. Proyek ini dianggap sebagai langkah penting untuk mengantisipasi penurunan muka tanah yang semakin cepat. Selain itu, pemerintah berupaya mengurangi penggunaan air tanah dengan menargetkan penyediaan ribuan liter per detik air bersih, agar masyarakat tidak lagi bergantung pada sumur bor yang memperparah penurunan muka tanah.


Selain infrastruktur, rehabilitasi ekosistem pesisir juga menjadi prioritas. Rehabilitasi hutan bakau menjadi salah satu langkah yang diharapkan dapat membantu menahan abrasi dan mengurangi dampak kenaikan permukaan air laut. Langkah ini dinilai penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai dan mengurangi risiko bencana di masa depan.


Dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan, diperlukan upaya terpadu dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi permasalahan ini. Jika tidak ada tindakan yang cepat dan efektif, Jakarta Utara bisa menghadapi dampak yang lebih buruk dalam waktu dekat.

Postingan populer dari blog ini

Surabaya Darurat Polusi: Industri dan Kendaraan Jadi Pemicu

Perubahan Iklim: Darurat Global yang Tak Bisa Lagi Diabaikan

Kit Darurat Iklim: 10 Barang Wajib Hadapi Alam yang Tak Terduga