Indonesia Menuju Net Zero 2060: Jokowi Tegaskan Komitmen di KTT Iklim
Presiden Joko Widodo menegaskan keseriusan Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim dalam pidatonya di Leaders Summit on Climate. Dalam forum internasional tersebut, Jokowi menyoroti langkah-langkah yang telah dan akan diambil Indonesia dalam mengatasi krisis iklim, termasuk transisi energi, perlindungan hutan, serta upaya menekan emisi karbon.
"Indonesia berkomitmen penuh untuk menjadi bagian dari solusi global dalam menghadapi perubahan iklim. Kami tidak ingin hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku dalam upaya menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan," ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Komitmen Net Zero Emissions 2060
Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tetap pada jalur mencapai net zero emissions (NZE) pada 2060. Dalam pidatonya, ia menyebut bahwa pemerintah telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia telah mulai menutup beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lebih awal dan berfokus pada pengembangan energi hijau seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Menurutnya, sebagai negara dengan potensi energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin transisi energi di kawasan Asia Tenggara.
Namun, ia juga mengakui bahwa transisi energi bukan hal yang mudah. Diperlukan investasi besar, dukungan teknologi, serta regulasi yang lebih kuat untuk mempercepat peralihan menuju energi hijau.
Pengelolaan Hutan dan Deforestasi
Jokowi juga menyoroti langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia dalam menekan laju deforestasi dan degradasi lahan. Ia menyebut bahwa moratorium izin pembukaan hutan primer dan lahan gambut telah menunjukkan hasil nyata dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami telah berhasil menekan angka deforestasi ke level terendah dalam dua dekade terakhir. Indonesia memiliki hutan hujan tropis terbesar di dunia, dan kami akan terus menjaga serta memanfaatkannya secara berkelanjutan," kata Presiden Jokowi.
Ia menegaskan bahwa perlindungan hutan tidak hanya penting untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk menjaga keanekaragaman hayati dan melindungi masyarakat yang bergantung pada hutan. Selain itu, Jokowi menyebut bahwa Indonesia terus mengembangkan program rehabilitasi lahan kritis dan mangrove sebagai langkah tambahan dalam mitigasi perubahan iklim.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Presiden Jokowi mengakui bahwa masih banyak tantangan dalam implementasi kebijakan iklim di Indonesia. Selain membutuhkan dukungan teknologi dan investasi, ia juga menekankan pentingnya kerja sama global dalam mewujudkan transisi menuju ekonomi hijau.
Sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia memiliki kepentingan besar dalam memastikan keberlanjutan lingkungan. Ungkapan Presiden Jokowi ini menjadi pengingat bahwa meskipun tantangan besar masih ada, Indonesia tetap berkomitmen untuk mengambil langkah nyata dalam menangani krisis iklim.
Namun, komitmen ini perlu terus diwujudkan dalam kebijakan konkret dan implementasi yang efektif, agar janji yang disampaikan di forum global benar-benar membawa perubahan nyata bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia.

